Pacaran pada dasarnya merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh remaja putra dan putri sebelum pernikahan, baik remaja yang sudah terikat pertunangan ataupun yang belum terikat sama sekali. Di zaman sekarang, pacaran pada umumnya dilakukan dengan cara-cara yang melanggar Nilai-nilai dan syari’at agama.
Banyak sekali alasan mereka melakukan pacaran. Tapi secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi 2 jenis alasan ; Pertama, alasan yang nampak serius, yaitu konon, untuk mengenal lebih mendalam watak, sifat dan kebiasaan calon pasangannya guna membangun rumah tangga yang manjanjikan, Kedua, alasan yang tidak nampak serius, atau sekedar untuk memenuhi keinginan-keinginan yang bersifat temporal dan situasional, seperti untuk menumbuhkan motivasi belajar, untuk aktualisasi diri dalam mengikuti Trend atau Gaya modern remaja kini, bahkan ada yang mengatakn “Sekedar Iseng ”.
Untuk menjawab pertanyaan pacaran ini, kiranya kita bisa membahasnya satu persatu, berdasarkan kedua jenis alasan tersebut:
1. Alasan bahwa pacaran untuk mengenal calon pasangan secara lebih mendalam, dengan alasan tak kenal maka tak sayang, bahkan ada yang beralasan bahwa hal ini sesuai dengan ayat “ Lita’arrofuu”, (Agar Kalian saling mengenal).
2. Alasan bahwa pacaran menumbuhkan motivasi belajar, barangkali untuk beberapa kasus memang ada benarnya, terutama bagi mereka yang sejak awal memang sudah Salah Niat dalam belajar, belajar atau menurut Ilmu adalah salah satu bentuk “Ibadah” Kepada Allah, sementara pacaran pada umumnya berlangsung dalam suasana dengan cara-cara yang melanggar syari’at Allah. Bukankah kedua hal tersebut sangat berten-tangan ? bagaimana mungkin sebuah ibadah dilakukan dengan cara-cara yang melanggar syaria’at ?
3. Sementara alasan untuk aktualisasi dari dalam mengikuti trend remaja masa kini, merupakan alasan yang bersumber dari “Hawa Nafsu” belaka, padahal “musuh besar” dalam dirinya yang untuk memeranginya, menurut Nabi, jauh lebih berat dari pada perang badar (Raja’na minal jihad Al-Asghor Ila Al-Jihad Al-Aqbar). Mengapa hawa nafsu ini justru diperturunkan, pada saat seharunya dikendalikan dan dilalukkan ? jelas, ini tidak logis dan berbahaya.
4. Sedangkan pacaran sekedar iseng, jelas merupakan alasan yang sangat naif, bahkan “sangat kejam “. Proses pacaran biasanya penuh dengan kata-kata cinta, rayuan-rayuan dan janji yang indah yang sangat berpengaruh pada jiwa dan persaan seseorang akibatnya , tidak sedikit para remaja dan kemudian putus asa, nikat, bahkan bunuh diri, gara-gara gagal dalam berpacaran bagaimana mungkin seperti ini dianggap sekedar iseng ? apakah mereka tidak membayabngkan, apabila akibat tersebut menimpa adiknya sendiri atau salah seorang saudara keluarganya ? sungguh, ini perbuatan yang sangat kejam.
5. Akhirnya, lebih jelasnya remaja tersebut, setiap remaja seharusnya menyadari dan pacaran itu sanagat risaukan terhadap munculnya pazinahan, padahal Allah melarang kita untuk : Mendekati Zina

0 komentar:
Posting Komentar